AS Siagakan 6 Pesawat Pengebom di Selatan Indonesia, Kemenlu Menjadikan Perhatian
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) membuka suara berkaitan pengangkutan 6 pesawat pengebom AS disebelah selatan Indonesia atau Australia Utara. Juru Berbicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menjelaskan, hal itu jadi perhatian Indonesia.
Karena, perubahan yang beresiko memunculkan rintangan tertentu di teritori sering jadi perhatian. “Maka dari itu, hal yang ditanya barusan (masalah pesawat pengebom AS) sebagai yang jadi perhatian indonesia, kita ikuti dari jarak dekat dan menyimak perubahan ini,” kata Teuku Faizasyah dalam pertemuan jurnalis secara online di Jakarta, Jumat
Pria yang akrab dipanggil Faiza ini menjelaskan, keamanan yang konstan di teritori indo-pasifik tidak cuma jadi perhatian Indonesia.
Menurutnya, keamanan di teritori jadi loyalitas bersama semua negara yang mempunyai kebutuhan, entahlah negara yang ada di Asia tenggara atau negara yang memliki kebutuhan dan hubungan kuat dengan indo-pasifik. “AS salah satunya negara yang paling inginkan ada kestabilan dan kejelasan perdamaian di indo-pasifik,” tutur Faiza.
Maka dari itu, kata Faiza, ia minta semua negara mengendalikan diri tidak untuk bermanuver atau cara yang lain memunculkan tidak percaya antar-negara.
“Sehingga kita menginginkan supaya beberapa negara kembali memprioritaskan satu keadaan aman dan konstan, menghindar cara yang mengakibatkan sama-sama tidak percaya beberapa negara yang pada gilirannya bisa mempunyai potensi tingkatkan kemelut jadi sumber iritasi baru,” sebut Faiza.
Dikabarkan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) siap-siap mengirimi enam pesawat pengebom B-52 memiliki kemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di Australia utara, menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Mencuplik document AS, ABC memberikan laporan jika pada Senin, Washington sudah membuat gagasan terinci untuk membuat sarana khusus untuk pesawat di Pangkalan Udara Tindal, sekitaran 300 km selatan kota Darwin di Daerah Utara Australia.
Departemen Pertahanan Australia tidak memberi komentar laporan itu, tapi Angkatan Udara AS menjelaskan jika kekuatannya kerahkan pesawat pengebom ke “Australia menyampaikan pesan yang kuat ke lawan kita mengenai kekuatan kami untuk memproyeksikan kemampuan udara yang mematikan”.
Riset menjelaskan ke ABC jika cara itu sebagai peringatan untuk China di tengah-tengah kekuatiran akan serang pulau Taiwan yang mempunyai pemerintah sendiri.
“Mempunyai pengebom yang bisa mencapai dan mempunyai potensi serang dataran China menjadi sangat penting dalam mengirimi signal ke China jika perbuatannya atas Taiwan dapat berkembang lebih jauh,” kata Becca Wasser dari Center for New American Security dikutip dari Al Jazeera pada Senin (31/10/2022).
Kemelut dengan China sudah membuat Australia utara jadi pusat pertahanan penting untuk AS, dengan loyalitas sebesar 1 miliar dollar AS sudah digulirkan untuk tingkatkan asset militernya di teritori itu, berdasar laporan ABC.
Gagasan Washington untuk pangkalan di “Negeri Kanguru” itu terhitung “sarana operasi skuadron” untuk dipakai sepanjang musim kemarau dari Northern Territory, pusat perawatan yang bersebelahan, dan tempat parkir untuk enam B-52.