PPP mengeklaim jika pengakuan Sukhar awalnya salah dan singkat.
Pimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoalpha memberikan laporan ke Polda Metro Jaya komentar ‘tidak jelas’ yang diperhitungkan menghancurkan rekam jejak Kampus Kia dan Kampus Islam Indonesia.
Advokat Ali Jupari memberitahu saya di hari Sabtu (semestinya) mengenai kemampuan hukum saya. Dalam bermasalah dengan media, saya mendakwa seorang pendeta lakukan kejahatan saat menyampaikan pidato di muka PKC.
Komentar Sukhar dilihat sebagai penghinaan pada martabat petani dan penghinaan pada nilai badan. Dia seorang wartawan dan belajar dalam suatu kampus Islam. Ia bertanya apa yang disebutkan Suharso mengenai amplop itu.
Seperti emosi dan kerendahan hati yang memberikan inspirasi angkatan kedepan. Tetapi bersaksi itu tidak bagus. Dan kami akan memberitahu beberapa tersangka apa yang perlu disebutkan, “ucapnya.
Dalam laporannya, beberapa reporter mengeklaim jika pengakuan Kai Lakote memiliki kandungan elemen yang berlawanan dengan pasal 156 dan/atau 156A KUHP. Calon diperhitungkan menyalahi undang-undang ajaran kedengkian atau pencemaran nama baik pada agama atau barisan tertentu.
Wapres PPP Zainout Tawhid Saadi menyebutkan pengakuan ketua PPP Suhars Monoarfa ke kantor PKC sebagai penghinaan pada tempatnya sendiri. Menurut dia, bahasa trending itu lumrah dan menyimpang.
Orang harus membaca pidato Suhar Monalpa, pimpinan Partai Kemampuan Rakyat. Ini bisa mengakibatkan salah paham dan masalah.
Dikabarkan Zainoot, Suhart jadi keynote speaker dalam pertemuan jurnalis “Politik Pintar Jujur” KPK. Paling akhir, Suharso bicara mengenai elemen politik dari perdagangan sosial, yang menurut PKC datang dari praktek politik yang tidak efisien. mahal dan korup, yang selanjutnya ia deskripsikan
Komentarnya tidak ditujukan untuk menghancurkan semangat Kampus Islam atau rekam jejak beberapa patronnya. Mereka ingin membenahi permasalahan yang dijumpai.