Profile Airlangga Hartarto, Calon presiden yang Digotong Partai Golkar pada Pemilu 2024
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto memperjelas jika partainya telah umumkan nama capres untuk penyeleksian umum (Pemilu) 2024 dengan cara resmi.
Informasi calon presiden dari Golkar itu telah dipublikasikan semenjak penerapan Musyarawarah Nasional (Munas) Golkar. “(Soal nama calon presiden) Jika Golkar, waktu Munas juga sah,” kata Airlangga Hartarto saat mendatangi Rakornas dan Bimtek Pemenangan Pemilu di Hotel Labersa, Pekanbaru, Riau,
Adapun pada Munas 2019, Partai Golkar telah putuskan mengangkat Airlangga Hartarto sebagai capres 2024. Keputusan ini diperkokoh hasil keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) sampai rakernas (Rapat kerja nasional) yang diadakan sesudah Munas 2019.
Airlangga menjelaskan, untuk masalah calon presiden dari Golkar telah final. Ini karena Munas jadi keputusan paling tinggi partai berlambang pohon beringin. Airlangga menjelaskan, Golkar tengah perjuangkan mekanisme pemilu yang masih tetap memberi kedaulatan ke rakyat, lewat seimbang terbuka.
Berbicara berkenaan calon presiden yang digotong Partai Golkar dalam pemilu 2024 ini memikat buat ketahui lebih dalam profile Airlangga Hartarto yang diambil dari beragam sumber,
Pria yang hendak berumur 61 tahun pada 1 Oktober 2023 ini terlahir di Surabaya, Jawa Timur. Dia mulai memegang sebagai Ketua Umum Partai Golkar semenjak 2017 sampai sekarang ini. Selainnya memegang sebagai Ketua DPP Golkar, pria kelahiran 1962 ini memegang sebagai Menteri Koordinator Sektor Perekonomian pada Kabinet Indonesia Maju. Dia dikukuhkan semenjak 23 Oktober 2019 sampai sekarang ini.
Saat sebelum memegang sebagai Menko Sektor Perekonomian, Airlangga memikul tugas sebagai Menteri Perindustrian pada 2016-2019 dalam Kabinet Kerja (reshuffle jilid kedua).
Saat sebelum memegang sebagai menteri, Airlangga sempat juga menempati status sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Golkar yang diawali pada masa pertama 2004-2009.
Kisah Jabatan di Sektor Politik dan Perusahaan
Di partai Golkar, dia pernah sebagai Wakil Bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar masa 2004-2009. Pada pengurusan masa 2009-2015, dia terdaftar sebagai Ketua DPP Partai Golkar.
Dia kembali dipilih jadi anggota DPR masa 2009-2014 untuk daerah penyeleksian Jawa Barat V dan memegang sebagai Ketua Komisi VI yang mengepalai bidang perindustrian, perdagangan, UKMK, investasi dan BUMN.
Selainnya aktif di sektor politik, dia aktif di dunia usaha. Awalnya, anak dari pasangan Ir Hartarto Sastrosoenarto dan R.Hartini Soekardi pernah memegang sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia dalam tiga masa yakni pada 2005-2008, 2008-2011, dan 2011-2014. Disamping itu, dia jadi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) masa 2006-2009 dan Ketua Dewan Insinyur PII pada 2009-2012.
Di beberapa perusahaan, dia pernah memegang sebagai sebagai Presiden Komisaris. Airlangga Hartarto pernah memegang sebagai Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Disamping itu, dia sempat juga memegang sebagai Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas, Presiden Direktur PT Bisma Narendra, dan Komisaris PT Sorini Corporation Tbk.
Kisah Pengajaran
Airlangga Hartarto menuntaskan SMA di SMA Kolese Kanisius Jakarta pada 1981. Selanjutnya dia meneruskan kuliah di Fakultas Tehnik Mesin Universitas Gadjah Mada pada 1987. Lantas dia meneruskan tingkatan S2 MBA di Monash University Australia pada 1996 dan Master of Manajemen Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia.
Saat sekolah, dia aktif menajdi Wakil Ketua OSIS SMA Kanisius dan dipilih jadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Tehnik UGM. Airlangga sempat juga jadi Ketua Barisan Muda Kosgoro 1957.
Airlangga sempat juga menempati status sebagai Anggota Majelis Wali Amanah, Universitas Gadjah Mada (UGM) dua masa sampai 2012.
Kagumi Tuntunan Mahatma Gandhi
Mencuplik situs partaigolkar.com, Airlangga menjelaskan jika mengganggumi tuntunan Mahatma Gandhi berkenaan tujuh hal yang perlu dijauhi. Hal tersebut diantaranya kaya tanpa bekerja, kesenangan tanpa kesadaran, pengetahuan tanpa karakter, usaha tanpa kepribadian, pengetahuan tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan dan politik tanpa konsep.
Adapun Airlangga Hartarto sempat juga menulis buku Taktik Clustering dalam Industralisasi Indonesia pada 2004.
Airlangga sempat juga memperoleh beberapa penghargaan diantaranya 56 th Lee Kuan Yew Exchange Fellow atas prestasi yang sanggup memperkuat hubungan bilateral di antara Indonesia dan Singapura pada 2017, Satya Lencana Wira Karya pada 2014, Australian Alumni Award for Enterpreneurship pada 2009, dan ASEAN Engineering Honorary Fellow yang diberikan oleh ASEAN Federation of Engineering Organization di Myanmar pada 2004.