PVMBG: Musim Penghujan, Siaga Pergerakan Tanah
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan Desember 2022 sampai Januari 2023 digolongkan sebagai musim basah di wilayah Barat Indonesia. Keadaan cuaca ini harus dicurigai karena seringkali hujan turun dengan intensif tinggi.
Hujan dengan intensif tinggi ini memacu berlangsungnya pergerakan tanah seperti tanah longsor, amblas, banjir besar, dan ambles.
Maka dari itu, Koordinator Mitigasi Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sumaryono, warga harus waspada kekuatan pergerakan tanah dalam periode dua bulan akhir ini.
“80 % peristiwa pergerakan tanah di Indonesia itu karena curahan hujan yang tinggi. Dan penyebab yang lain karena oleh gempa, tetapi itu kita belum mengetahui kapan saatnya,” tutur Sumaryono.
Menurutnya, pergerakan tanah umum terjadi di wilayah lereng, bukit-bukit dan saluran sungai. Disamping itu, likuifaksi atau pencairan tanah punya pengaruh memberikan dukungan berlangsungnya pergerakan tanah.
Sementara, ia menjelaskan kekuatan wilayah pergerakan tanah yang terjadi di perkotaan yang kurang lereng dan bukit dan saluran sungai, kecil. Contoh di Jakarta. Jika terjadi, cuma di kawasan tepian dengan wilayah yang lain yang mempunyai susunan tanah terjal dengan kemiringan.
Sama seperti yang dijumpai, beberapa lalu BPBD DKI Jakarta melaunching data wilayah riskan gerakan tanah.
“Untuk Jakarta sich dalam peta riskan kawasan riskan bencana (KRB) pergerakan tanah PVMBG tidak begitu beresiko. Aman saja, paling mempunyai potensi di kawasan Jakarta Selatan atau kawasan di bantaran sungai. Itu jika curahan hujannya tinggi,” kata Sumaryono.
Berdasar riset dari otoritasnya, sedikit peristiwa pergerakan tanah di Jakarta. Bila dirata-ratakan, cuma 2x dalam satu tahun peristiwa pergerakan tanah yang terjadi di Jakarta. Dengan catatan, lanjut ia, curahan hujan berjalan tinggi.
“Yang kemarin trending di Jakarta itu cuma terjadi di kanan kiri sungai. Tetapi banyak yang konsentrasi ke nama kecamatannya, tetapi bukan sekecamatan berlangsungnya pergerakan tanah. Minta untuk pergerakan tanah diprioritaskan disaksikan peta riskan musibahnya, bukan nama kecamatannya,” sebutkan Sumaryono.
Anjuran
Sumaryono menghimbau ke semua warga Indonesia, terutamanya di Jakarta, saat masuk musim penghujan. Pada musim hujan ini, volume air dalam tanah meninggi.
Karena tinggi volume air dalam tanah, jika tanahnya ringkih dalam kata lain tidak solid karena itu bisa terjadi pengeroposan.
Ini akan berpengaruh terjadi pergerakan tanah berbentuk longsor atau banjir besar. Sumaryono mengingati ke warga supaya cermat menyaksikan pertanda akan berlangsungnya pergerakan tanah.
“Bila kusen telah miring, pintu sulit ditutup itu pertanda ada pergerakan tanah type lamban. Ada retakan tanah yang 1/2 lingkaran atau tapal kuda, itu harus selekasnya pindah karena akan longsor,” sebutkan Sumaryono.
Bila mendapati retakan, warga harus selekasnya menambalnya sekencang mungkin. Argumennya, supaya kesolidan tanah bisa dibalikkan dan tidak melebar karena masuknya air.
Berkaitan Pindah Peranan Lahan
Sumaryono menambah penyebab yang lain berlangsungnya pergerakan tanah karena pindah peranan lahan yang tidak ikuti ketentuan yang ada.
Seumpama kegiatan penambangan dengan memakai alat peledak, pembangunan permukiman di kawasan riskan bencana pergerakan tanah, pemangkasan lereng yang tidak seharusnya.
“Sebetulnya saat ini cukup bagus masalah pengaturan ruangan. Sekarang koreksi – koreksi pengaturan ruangan itu mereka manfaatkan peta – peta bahaya. Baik itu bahaya longsor, banjir hingga kelak dicari lokasi yang aman untuk diperkembangkan,” terang Sumaryono.
Pengaturan ruangan ini sebagai investasi periode panjang dalam pembangunan. Hingga nanti tidak mencelakakan.
Seperti lahan lindung dialih-fungsi jadi permukiman bisa memacu bencana alam. Bisa berbentuk banjir, kekeringan dan pergerakan tanah.